Kontroversi Oscar 2019 - Surprise and snub



  Academy Awards ke 91 akan segera dihelat. Para kandidat pemboyong piala Oscar pun telah di umumkan pada 22 januari lalu. Namun, tentunya pengumuman tersebut seperti biasa, menimbulkan kontroversi. Ada yang setuju tapi banyak juga yang tidak setuju dengan beberapa kandidat. Langkah Oscar untuk memasukan film-film populer seperti BLACK PANTHER dan A STAR IS BORN yang memang bagus dari segi kualitas adalah langkah yang baik. Namun, langkah tersebut seolah mengorbankan film-film dan kandidat-kandidat lain yang seharusnya juga dimasukkan. Menurut penulis sendiri inilah beberapa diantaranya:


1. Timothée Chalamet yang kembali patah hati, kali ini bukan oleh Oliver

 Mahersala Ali memang difavoritkan atau bahkan diprediksikan mampu menyapu bersih semua penghargaan di musim ini untuk penampilannya yang memukau sebagai pianis kaya berkulit hitam di film GREEN BOOK. Namun,jika ada yang bisa menjegal Ali dalam meraih Oscar keduanya maka dia adalah Timothée Chalamet. Dinominasikan di Critics Choice Awards, SAG Awards, BAFTA bahkan hingga Golden Globe banyak yang bertanya-tanya akan absennya ia di Academy Awards.

Memulai debut Oscar-nya pada Academy Awards ke 90 pada 2018 lalu lewat film CALL ME BY YOUR NAME dengan penampilan yang begitu personal dan sensitif yang sayangnya harus dikalahkan oleh Make-up-nya Gary Oldman Timothée Chalamet sebenarnya cukup dijagokan di musim ini sebagai Aktor pendukung terbaik bahkan sejak teaser film yang dibintanginya, BEAUTIFUL BOY mulai dirilis. Berperan sebagai remaja yang kecanduan beragam jenis narkoba hingga keluar masuk panti rehabilitasi Timothée Chalamet menampilkan penampilan yang brilian dan begitu matang dari usianya.


2. Bradley Cooper tidak jadi kandidat sutradara terbaik? Really?

 A STAR IS BORN menjadi salah satu film dengan nominasi terbanyak di Academy Awards tahun ini. Bahkan the sexiest man alive, Bradley Cooper kembali dinominasikan sebagai aktor utama terbaik. Namun satu yang mengganjal adalah absennya ia di kategori sutradara terbaik setelah ia mendapat nominasi sutradara terbaik di BAFTA. Padahal banyak yang memprediksi kalau ia akan mencetak rekor dengan rentetan nominasi hanya untuk dirinya sendiri di Oscar kali ini seperti Aktor utama, sutradara, naskah adaptasi terbaik hingga beberapa lagu yang diciptakannya yang tak kalah bagus dari "Shallow".


3. Ethan Hawke yang terlupakan

 Banyak situs review dan berita film memprediksi jika aktor yang telah dinominasikan sebanyak lima kali ini akan bersanding dengan aktor-aktor yang difavoritkan musim ini seperti Christian Bale dan Viggo Mortensen. Bagaimana tidak film berjudul FIRST REFORMED yang dibintanginya itu mendapat banyak pujian dari para kritikus terlebih karena penampilan Ethan Hawke yang sangat baik. Tapi prediksi tinggal prediksi, para juri AMPAS malah memilih... Willem Defoe.

Tidak ada yang salah dengan penampilan Willem Defoe sebagai Vincent Van Gogh tetapi mengingat filmnya yang terlampau biasa saja terlebih film yang berjudul AT ETERNITY'S GATE itu yang loyo di berbagai festival maupun box office maka penominasiannya menjadi kejutan tersendiri di kalangan pecinta film. Dengan ini maka Willem Defoe telah dinominasikan sebanyak empat kali dan sepertinya tahun ini pun dia tidak akan membawa apapun, trust me.


4. Tilda Swinton, Lagi

  "Lagi". Itulah kata yang terbesit dalam pikiran saya setelah SEKALI LAGI penampilan apik Tilda Swinton tidak mendapat reaksi positif dari para juri AMPAS. Film SUSPIRIA hasil reinterpretasi dari Luca Guadagnino memang mendapat reaksi yang beragam dari para kritikus maupun penonton umum, tapi satu hal yang mana mereka semua sependapat adalah penampilan Tilda Swinton yang sekali lagi memberi kejutan yang memukau. Bagaimana tidak, di film itu ia memerankan tiga karakter berbeda sekaligus, bahkan salah satu karakternya adalah seorang pria. Tapi para juri AMPAS malah lebih memilih Marina De Tavira sebagai salah satu kandidat aktris pendukung terbaik yang mana mungkin sang aktris sendiri pun kaget jika kontribusi kecilnya di film luar biasa Alfonso Cuaron, ROMA itu ternyata mendapat perhatian lebih dari Academy Awards.

 Jadi, sekali lagi setelah penampilan memukaunya di film I'AM LOVE, SNOWPIERCER dan yang paling heboh di WE NEED TO TALK ABOUT KEVIN, sang aktris kembali tidak mendapat perhatian dari Academy Awards.


5. WIDOWS

 Sutradara Steve McQueen adalah favorit ajang penghargaan maupun para penonton mainstream, apalagi setelah film 12 YEARS A SLAVE berhasil menjadi film terbaik pada 2014 lalu. Namun sayang film terbarunya yang kualitasnya tidak kalah bagus berjudul WIDOWS tidak mendapat satupun nominasi Oscar. WIDOWS adalah film impian dari sutradara asal Inggris ini, kita dapat mengetahuinya dari pembukaan filmnya dimana ia sendiri mengatakan betapa pentingnya film ini baginya sehingga sangat mengejutkan jika film ini tidak mendapat satupun nominasi, apalagi film ini mendapat ulasan positif dan dirilis di akhir tahun supaya mendapat perhatian para juri. WIDOWS menurut saya harusnya masuk di beberapa kategori seperti sutradara terbaik, naskah asli terbaik, rentetan teknis seperti editing dan tentu saja penampilan Viola Davis sebagai kandidat aktris utama terbaik.


6. Nasib IF BEALE STREET COULD TALK di Oscar tidak seindah kisah romansanya

 Kemenangan MOONLIGHT memang cukup mengejutkan di 2017, bagaimana tidak, film itu berhasil mengalahkan kandidat favorit yaitu LA LA LAND yang digadang-gadang memiliki kualitas yang setara dengan mega hits TITANIC, meskipun begitu harus diakui kalau film yang nyaris keseluruhan pemain dan crewnya merupakan orang Afrika-Amerika itu juga memiliki kualitas yang juga luar biasa. Namun hal yang sama tidak terjadi pada film terbaru sang sutradara berjudul IF BEALE STREET COULD TALK. Banyak kritikus maupun penonton awam berpendapat bahwa film ini sangat mungkin dapat masuk kategori film terbaik dan sutradara terbaik untuk Barry Jenkins. Meskipun tetap masuk bursa Oscar untuk naskah adaptasi terbaik dan aktris pendukung terbaik untuk Regina King namun tetap saja absennya film ini di kategori film dan sutradara terbaik menjadi ganjalan.


7. Tidak ada tempat untuk CRAZY RICH ASIAN

 Menjadi salah satu film yang hit di tahun 2018. Bagaimana tidak, film ini tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki naskah, ansamble cast, hingga penyutradaraan yang layak diganjar beragam penghargaan. Film ini memang memiliki cerita yang simple, pasaran, dan cenderung biasa saja. Namun sutradara Jon M. Chu mampu memaksimalkan hal-hal tadi dari segala teknis sehingga meskipun kita sering melihat film yang seperti ini tetapi akan selalu ada hal yang spesial dalam CRAZY RICH ASIAN. Dinominasikan di Golden Globe Awards sebagai salah satu film komedi dan musikal terbaik, dan Aktris komedi dan musikal terbaik untuk Constance Wu sudah sepatutnya CRAZY RICH ASIAN mendapat nominasi di Academy Awards. 

Padahal kalau film ini dapat masuk bursa Oscar, maka hal itu akan lebih menguatkan lagi statement kalau Academy Awards bukan lagi ajang penghargaan film yang rasis seperti berdekade silam dan banyak dirumorkan beberapa tahun terakhir setelah (MOONLIGHT yang 2016 lalu dan) masuknya BLACK PANTHER yang didominasi aktor dan aktris Afrika-Amerika maka akan hebat jika film CRAZY RICH ASIAN yang keseluruhan pemainnya merupakan aktor dan aktris keturunan Tionghoa bisa mendapat tempat di Academy Awards.


8. Korea selatan kembali kecewa

 Sebut saja OLDBOY hingga yang paling heboh, THE HANDMAIDEN hanya karena tidak memenuhi persyaratan tanggal rilis sehingga Korsel memilih kandidat lain yang kualitasnya jauh dibawah film erotis itu. Apalagi banyak yang berpendapat bahwa kemenangan THE SALESMAN untuk film berbahasa asing terbaik besutan Asghar Farhadi pada 2016 lalu hanyalah bentuk protes saja pada kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang orang dari beberapa negara muslim untuk memasuki Amerika serikat, meskipun dari segi kualitas film itu tidak kalah bagus juga. Hal ini pun semakin menguat dengan kemenangan film besutan Park Chan Wook ini di beberapa ajang penghargaan lain seperti BAFTA meskipun THE SALESMAN pun menjadi kandidatnya.

 Kali ini giliran film drama misteri Psikologis berjudul BURNING besutan Lee Chang-dong. Berjaya di berbagai festival, dicintai banyak kritikus, dan mendapat rating nyaris sempurna di berbagai situs seperti Rotten Tomatoes hingga yang paling pelit rating sekalipun seperti metacritic tidak membuat para juri AMPAS bergeming. Hal ini semakin menguatkan anggapan jika para juri AMPAS akan lebih memberi perhatian kepada para sineas yang "berpengalaman" sehingga sangat sulit bagi newcomer untuk mendapatkan perhatian mereka (Hal ini juga berlaku pada Mouly Surya, hehe). Ya, sebenarnya bisa dimengerti juga, karena selain kategori film terbaik, kategori film berbahasa asing terbaik juga merupakan kategori terketat, dan sejauh ini saya pribadi tidak pernah kecewa pada film apapun yang diganjar penghargaan ini.


 9. FIRST MAN yang tidak terlalu bertaji

 Mungkin banyak yang "tertipu" oleh Damien Chazelle dengan film biografi Niel Armstrongnya. Alih-alih menyajikan film luar angkasa spektakuler a la THE MARTIAN, INSTRATELLAR, atau GRAVITY sutradara yang juga mengarahkan film LA LA LAND ini malah lebih mengedepankan konflik batin sang manusia pertama di bulan itu beserta hubungannya dengan rekan dan keluarga kecilnya. Tapi meskipun begitu visual yang ditampilkan tetap mengagumkan dan cukup emosional dan secara keseluruhan film ini sukses di segala aspek. Namun meskipun mendapat nominasi di visual effect, sound editing, sound mixing terbaik, hingga nominasi kurang prestisius seperti desain produksi terbaik namun absennya film ini di kategori utama seperti film terbaik, sutradara terbaik, aktor utama terbaik untuk Ryan Gosling (again, replace Willem Defoe!) dan aktris pendukung terbaik untuk Claire Foy, hingga penata musik terbaik untuk Justin Hurwitz tetap menjadi ganjalan dan tanda tanya besar. 


10. Masuknya BLACK PANTHER hanyalah formalitas belaka

 Tidak diragukan lagi kalau film adaptasi komik Marvel ini adalah film yang hebat dengan kualitas yang cukup tinggi. Film ini memiliki segalanya untuk masuk di bursa Oscar di kategori-kategori utama. Cerita yang kuat, penuh pesan dan sindirian sosial hingga makna yang dalam. Namun seolah ada yang salah dari penominasian film superhero yang didominasi aktor dan aktris Afrika-Amerika ini di kategori film terbaik. Bagaimana tidak, sang sutradara, Ryan Coogler tidak masuk dalam kategori sutradara terbaik. BLACK PANTHER kebanyakan hanya mendapat nominasi di kategori teknis seperti kostum terbaik, penggubah musik terbaik hingga desain produksi terbaik yang biasanya hanya diberikan pada film-film mainstream yang "kebetulan" dilirik juri. Bahkan penampilan apik dari Michael B Jordan tidak diganjar apapun, sehingga banyak yang berpendapat jika masuknya film ini di kategori film terbaik hanya untuk formalitas, gimmick hingga pendongkrak rating semata sehingga para juri sebenarnya tidak terlalu memperhatikan.





Additional wish; Tidak ada kandidat sutradara wanita, lagi

Dalam 91 tahun, Oscar hanya mengakui lima wanita saja dalam kategori sutradara terbaik, diantaranya adalah: Lina Wertmüller dengan filmnya SEVEN BEAUTIES pada 1975, Jane Campion untuk film THE PIANO pada 1994, Sofia Coppola untuk film LOST IN TRANSLATION pada 2003, Kathryn Bigelow untuk film THE HURT LOCKER pada 2009, dan terakhir Greta Gerwig dengan LADY BIRD-nya yang menyenangkan pada 2017. 

Kathryn Bigelow adalah satu-satunya yang pernah menang, ditambah lagi tidak ada wanita kulit hitam yang pernah dinominasikan.

Badan pemungutan suara AMPAS tidak melakukan apa pun untuk mengubah fenomena ini, sekali lagi masih mengecam sejumlah kandidat perempuan yang memenuhi syarat dalam lomba sutradara terbaik tahun ini. Nama-nama seperti Debra Granik (LEAVE NO TRACE), Marielle Heller (CAN YOU EVER FORGIVE ME?), Karyn Kusama (DESTROYER), Lynne Ramsay (YOU WERE NEVER REALLY HERE), dan Chloé Zhao (THE RIDER).


(Ya, meskipun tidak akan didengar juga, tapi) Sebagai ajang penghargaan yang dianggap paling prestisius tugas Academy Awards berat. Menentukan mana yang terbaik tentu merupakan hal yang sulit dan penuh dilema. Saya sebenarnya cukup senang karena Oscar kali ini maju kearah yang lebih baik dengan memasukkan film populer yang berkualitas dan memberi kesempatan pada para newcomer yang berasal dari luar Amerika seperti Yalitza Apricio dan Pawel Palikowski di kategori utama. Namun, hal ini harus berbanding lurus dengan fakta dan kenyataan yang ada. Academy Awards sebenarnya tidak perlu memperhatikan keadaan sosial, tagar di Twitter atau bahkan tuntutan dari berbagai pihak agar ajang ini dianggap tidak rasis, pilih kasih, hingga keperluan rating penonton yang menonton malam penganugrahan (yang kabarnya semakin menurun dari tahun ke tahun). Para juri AMPAS tetap harus benar-benar bisa menentukan siapa-siapa saja yang terbaik dan berhak menerima piala Oscar.

Comments

Recent post