Posts

Showing posts from 2018

Review - ROMA (2018): Sebuah masterpiece yang indah

Image
Sesungguhnya kisah dari suatu film, novel, dan teater adalah berdasarkan realita, entah apapun genrenya. Dari yang paling masuk akal seperti drama dan komedi hingga fantasy dan fiksi ilmiah. Kehidupan nyata memiliki semua itu. Sumber mana lagi yang paling menarik untuk menjadi referensi suatu pertunjukkan atau naskah film dan buku selain realita kehidupan itu sendiri? Lalu, apakah kisah hebat harus berdasarkan pada kehidupan seseorang yang hebat pula? Apakah kehidupan kita sebagai manusia "biasa" tidak layak disebut sebagai kisah hebat? Alfonso Cuarón akan menjawabnya lewat film terbarunya setelah film terakhirnya, GRAVITY mengantarkan piala Oscar ke rumahnya. Cleo adalah seorang pembantu rumah tangga yang kesehariannya bisa dibilang sangat tidak menarik (tentu saja). Dia mencuci, membersihkan, dan merapikan ini itu. Menyiapkan anak-anak majikannya pergi ke sekolah hingga mengasuh anak yang paling kecil. Sang Nyonya rumah, Sofia bukannya tidak peduli atau tidak becu

5 Alasan mengapa kita harus khawatir pada Star Wars Episode IX

Image
"Sesulit apa sih buat bikin film Star Wars yang keren?" adalah sesuatu yang sudah geram fans tanyakan terus menerus sejak 1999. Jawabannya sebenarnya; sangat sulit. Setelah The Force Awakens yang sepertinya telah berjalan kearah yang baik, franchise ini dengan The Last Jedi-nya tiba-tiba malah berada di sebuah posisi yang sulit. Meskipun masih dalam batasan Segmented. Bahkan film itu cukup disukai kritikus di beberapa situs film populer. Namun tetap saja ada Sebuah kombinasi dari reaksi keras para fans, kekecewaan terhadap trilogi sebelumnya yang kembali, dan sebuah proses kreatif yang sembarangan yang mana telah menempatkan Episode IX di posisi yang tidak memungkinkan. Ini beberapa alasannya:   5. Tidak ada visi atau tujuan pasti dari cerita di Trilogi ini  Seberapa pun kamu suka The Last Jedi atau membencinya, keduanya mungkin karena alasan yang sama: Sang Sutradara, Rian Johnson. Ia menghabiskan 150 menit menekan dan memaksakan setiap keping plot yang tela

Alasan mengapa MCU seharusnya menjadi franchise yang gagal

Image
Sepuluh tahun lalu, Toni Stark pulang ke rumah dan menemukan Nick Furry telah menunggunya dalam ruangan yang entah kenapa dia tidak nyalakan lampunya. Nick Furry mengajak Tony Stark untuk menjadi bagian dari perkumpulan pahlawan super. Setelah kejadian itu adalah kita mendapati belasan film yang absurd, rumit, dan digilai penonton di seluruh dunia. Nyaris semua dari film-film itu tidak mendapat masalah berarti, kerugian, atau kritikan pedas yang membuatnya jadi film yang katakanlah gagal. Gagal. Kalau kita menelaah, meneliti, dan menelisik sedikit sebenarnya Marvel Cinematic Universe dulu bisa saja gagal. Inilah beberapa alasannya. 5. Marvel hampir menyerah bahkan sebelum mereka mulai Robert Downey Jr. Dilaporkan dibayar sekitar $40 juta untuk perannya di Captain America: Civil War, dan saya membayangkan dia dibayar mungkin 10 kali lipat ditambah mobil ferarri untuk membintangi Avangers 4. Sekarang mari kita ke tahun 1998, saat Marvel berkata pada Sony Pictures, "He

REVIEW Indonesia - CHRISTOPHER ROBIN (2018): Bertemu kembali dengan Winnie The Pooh

Image
Saat anak-anak dulu kita berharap segera dewasa secepat mungkin. Cepat mencari pekerjaan, melakukan apapun yang kita mau, pergi kemanapun sesuka hati tanpa perlu izin orang tua. Ya, benar-benar mendamba itu dulu. Tapi kemudian kita menyadari jika kehidupan dewasa tidak semudah yang kita pikirkan. Akan ada banyak konflik, kemunafikan, belum lagi rasa bosan yang selalu hinggap. Hingga kemudian kita berharap dapat mengulang lagi masa kecil kita, bermain sepuas hati, mencari masalag hingga dimarahi orang tua. Hal itu yang coba disampaikan Mark Forster dalam film yang sudah kita nantikan sekian lama. Perpaduan antara teh, kue, madu dan kemuraman kota London di periode Victoria. Christopher Robin kini telah dewasa. Pulang dari medan perang untuk menjalani kehidupan bersama istri dan anak perempuannya. Selepas itu kehidupan menjadi membosankan baginya. Ia menjadi seorang Workaholic yang bahkan tetap bekerja di akhir pekan di kantornya. Yup, seperti kehidupan orang dewasa lainnya, kehidu

Inilah mengapa film Marvel selalu lebih unggul dari film DC

Image
Sudah bukan berita baru bahwa Marvel sudah menjadi raja dari film yang diangkat dari komik sejak dirilisnya Iron Man 2008 lalu. Setelah kesuksesan film itu, hampir semua film Marvel berada di puncak box office setidaknya di minggu pertama perilisannya. Bahkan beberapa film meraih gelar film dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa. Berkaca dari kesuksesan Marvel studio dan kesuksesan film-filmnya di masa lalu seperti Superman series dan trilogy The Dark Knight, DC comics beserta Warner Bros. studio mencoba peruntungannya. Film superman terbaru kala itu, Man Of Steel pun diniatkan menjadi awal waralaba DC mengikuti waralaba Marvel yang diawali Iron Man. Meski awalnya tidak diniatkan menjadi sebuah Franchise toh akhirnya DC bisa dikatakan berhasil merilis beberapa film yang saling bertautan. Namun Sayang kebanyakan film superhero yang mereka rilis mendapatkan kritikan pedas dari reviewer film maupun fans. Untungnya dari segi pendapatan film ini tidak pernah dikatakan rugi. Lalu ap

Film-film Anime terbaik selain dari studio Ghibli

Image
Jika ditanya apa film animasi jepang terbaik, jawaban pasti Spirited Away dari studio Ghibli. Karena selain memiliki cerita yang menakjubkan film ini itu juga sarat akan kritik sosial dan pesan moral yang tinggi. Atau kalau bukan Spirited Away pasti My Neighbour Totoro yang masih dari Studio Ghibli. Studio Ghibli memang banyak mengeluarkan film animasi anak yang berkelas dan anti mainstream. Tapi jika kalian bosan dengan format dan grafisnya yang sudah menjadi ciri khas dan mencari referensi baru kalian bisa pertimbangkan film-film dibawah ini. Summer Wars (2009) Mengisahkan tentang masa depan dimana nyaris semua hal bisa dilakukan di dunia virtual dari mulai penulis, gamer, hingga pekerjaan kantoran macam akuntan pun bisa. Adalah Koiso Kenji, yang tiba-tiba dipekerjakan oleh seorang wanita yang dia taksir sebagai tunangan sewaan untuk dikenalkan pada keluarganya di suatu desa. Masalah datang saat ia tidak sengaja mengaktifkan program Oz yang membawa kekacauan hingga ke duni

REVIEW Indonesia - TULLY (2018): Si pengasuh malam yang mempesona

Image
"Aku disini untuk membantumu dengan segalanya"  Punya seorang anak itu merepotkan. Sulit. Kita harus menyiapkan makanannya, mengurus pendidikannya, belum lagi kita harus bertanggung jawab terhadap perkembangan karakter dan moralnya. Bayangkan semua itu dan bayangkan bagaimana lelahnya Marlo karena punya tiga anak. Di kehamilan ketiganya yang tinggal menghitung hari Semua orang sebenarnya sudah menyarankan Marlo untuk memakai jasa Nanny atau seorang Babysitter tetapi Marlo merupakan tipe wanita mandiri, ia berpikir ia masih bisa mengurus kedua anaknya yang masih kecil ditambah dengan bayinya yang akan lahir nanti sendirian, belum lagi ia tak suka ada orang asing yang berkeliaran di rumahnya. Bahkan sang adik sudah menyewakan seorang pengasuh untuk Marlo sebagai hadiah tetapi ia tetap menolaknya. Ia beralasan sambil bercanda, ia tidak mau seperti di film Horror thriller dimana si pengasuh membunuh semua anggota keluarga dan si ibu harus tertatih-tatih berjalan dengan

Recent post