Review Indonesia - GOD'S OWN COUNTRY (2017): Mengajari cinta dan kehidupan di peternakan Yorkshire



Sejatinya Tuhan telah memberikan berkahnya kepada manusia. Cinta kasihNya sebenarnya bisa ditemukan dimana saja dan dalam bentuk apa saja. Namun terkadang manusia seakan lebih fokus pada penderitaannya daripada mensyukurinya. Manusia cenderung melihat sisi yang buruk dari sesuatu tanpa mau bersusah untuk melihat sisi lainnya. Saya jadi teringat akan film paling mengejutkan yang saya tonton tahun 2017 lalu. Film panjang pertama Francis Lee berjudul, GOD'S OWN COUNTRY.

 Menceritakan kehidupan Johnny, seorang pria yang tinggal disebuah peternakan. Johnny adalah seorang pria yang sulit bergaul dan cenderung tertutup serta kadang-kadang kasar. Di siang hari ia bekerja mengurus ternak dan di malam hari ia habiskan waktu dengan mabuk-mabukan dan kadang melakukan seks acak dengan pria yang ditemuinya. Ia hanya tinggal bersama Ayah yang terkena gejala stroke dan Neneknya sebagai pengurus rumah tangga. Dia merasa terperangkap dan benar-benar tidak menyukai keadaannya itu. Sampai kemudian Johnny mulai terganggu saat peternakannya kedatangan pekerja imigran yang direkrut ayahnya untuk bantu-bantu selama seminggu.



 Awalnya kita akan menangkap jika film ini merupakan versi inggris dari BROKEBACK MOUNTAIN, but believe me, kedua film ini menggunakan treatment yang berbeda serta motivasi karakter yang berbada. Dan masih banyak lagi. Film ini merupakan film yang sangat indah dari segi sinematografi. GOD'S OWN COUNTRY mengambil gambar dari kampung halaman sang sutradara Francis Lee yaitu Halifax di bagian utara Yorkshire. Beri tepuk tangan pada Joshua James Richards yang dengan epiknya menampilkan Landscape perbukitan padang rumput yang dinaungi awan kelabunya benar-benar memanjakan mata. Kita akan melihat Scene dimana Gheorghe menunjukkan betapa indahnya daerah yang ditinggali Johnny selama ini, ia seakan berkata; hanya karena hidupmu tidak seperti yang kau inginkan bukan berarti kau tidak bisa bahagia. Lewat Gheorghe Johnny dapat melihat keindahan tempat tinggal yang awalnya ia anggap negeri mati saja. Yup, frame demi frame film ini begitu berpuisi. Beberapa tangkapan kameranya pun seolah menggambarkan betapa kesepiannya Johnny, dan masih banyak lagi.



 Francis Lee menulis screenplay film ini berdasarkan pengalaman pribadinya. FYI, ia juga besar dan tinggal di Yorkshire. Jadi, secara garis besar ia menceritakan jika dulu ia juga dilema apakah ia akan meneruskan mengurus peternakan keluarganya atau mengejar mimpinya untuk sekolah jurusan teater. Ia juga punya kenalan seorang buruh migran dan menyaksikan bagaimana perlakuan orang-orang kepada orang luar seperti itu atau dalam film ini Gheorghe. Di awal film bahkan Johnny bersikap rasis dengan selalu menyebut Gheorghe Gippo atau Gypsy, sebutan bagi bangsa nomaden yang sekarang mendiami Romania. Dan untuk urusan Screenplay Francis Lee membuat film panjang perdananya ini lebih berkata-kata lewat tindakan karakter atau simbol-simbol yang ditampilkannya, sedangkan dialognya hanya berupa obrolan-obrolan biasa dan singkat saja.

 Tipe naskah seperti itu mungkin merupakan suatu masalah bagi beberapa orang, khususnya yang tidak terlalu teliti dan tidak mau terlalu ambil pusing. Beberapa momen juga terlihat terburu-buru dalam eksekusinya. Sedangkan di beberapa momen lainnya terkesan draging dan terlalu membosankan. Saya melihat versi director's cut dan menurut saya seharusnya beberapa adegan dipertahankan saja karena itu akan mengurangi kesan terburu-buru yang hadir di beberapa momen, khusunya di bagian awal dan menjelang akhir.

 Sebenarnya untuk film bertema Gay, GOD'S OWN COUNTRY bisa dibilang cukup unik. Selain endingnya Kebanyakan film bertema seperti ini biasanya dibuat se-universal mungkin, karena selain menarik perhatian kaum LGBT mereka juga perlu menarik perhatian sebagian besar penonton yang tentu saja kaum Hetero. Film bertema seperti ini seakan selalu berkata; "kisah seperti ini juga bisa terjadi pada hubungan konvensional". GOD'S OWN COUNTRY tidak melakukan itu. Tidak ada "kisah pencarian jati diri" disini seperti film Gay kebanyakan karena sedari awal dua karakter utama kita sudah di garis sebagai Homoseksual, belum lagi karena karakternya memang orang dewasa yang bertingkah dan berprilaku dewasa sehingga membuat penokohan begitu nyata. Film ini seakan tak peduli dan begitu percaya diri dengan tema yang diusungnya. Jadi, bagi anda yang open minded film ini benar-benar tontonan yang menarik.



 GOD'S OWN COUNTRY juga benar-benar megah secara emosional dan itu berkat penampilan para Castnya yang bermain apik. Penampilan memukau dari Josh O'Connor yang secara meyakinkan memainkan emosi penonton dengan perkembangan karakternya. Johnny yang awalnya begitu menyebalkan dan kasar mulai terlihat berbeda saat mulai menerima kehangatan Gheorghe, dan itu ditunjukkan dengan sangat impressive. Josh O'Connor menampilkan kemarahan sunyi berikut transformasi Johnny dengan begitu sensitifnya. Sedangkan Alec Secareanu membawakan Gheorghe sebagai pria yang mempesona dengan ketampanan dan keuletannya dalam bekerja. Karakternya juga adalah orang yang hangat dan merupakan karakter yang mudah dicintai karena kelembutannya, dan Alec Secareanu memainkannya dengan sangat indah. Dua pemain senior juga bermain dengan sangat baik, Ian Hart melakukan tugasnya dengan baik sebagai penggerak konflik, sedangkan Gemma Jones benar-benar menunjukkan kelasnya disini.



 Film ini begitu unggul dari segi sinematografi dan performance para pemainnya meskipun beberapa momen tampak terburu-buru tetapi film tak pernah menurunkan pesonanya. Benar-benar salah satu film yang paling mengejutkan di 2017. Debut yang menakjubkan bagi sutradara Francis Lee. GOD'S OWN COUNTRY sejatinya adalah cerita mengenai bagaimana seharusnya kita mensyukuri nikmat Tuhan dan menerima cinta kasih dari Nya dan orang lain. Mengapa bintang bersinar? Mengapa air mengalir? Mengapa dunia berputar? Lihat segalanya lebih dekat dan kau akan mengerti, (begitulah kata Sherina). Saat hidup membuat takdir begitu keras dan sulit diterima bukan berarti cinta juga harus seperti itu.

Comments

  1. Awalnya agak ragu nonton ini film, krn bertema gay. Tapi setelah ditonton sampai habis, banyak pelajaran yang bisa ditangkap, terutama tentang mensyukuri kehidupan dan mencintai orang orang sekitar kita. Salute buat sinematografinya

    ReplyDelete

Post a Comment

Recent post