REVIEW Indonesia - AVENGERS: INFINITY WAR (2018), Pertarungan lebih dari dua puluh superhero



MCU akhirnya mencapai bab akhirnya sebelum katanya akan membuka lembaran baru dengan karakter-karakter baru. Film terbarunya ini digadang akan menjadi film ter-epik tahun ini dan semua film MCU yang rilis sepuluh tahun terakhir. Menempatkan lebih dari dua puluh karakter, apakah film ini akan bertahan atau akan jatuh sebagai film yang penuh obsesi saja?

 Thanos akhirnya mendapat infinity stone biru dengan membantai seluruh penduduk Asgard, beruntung Bruce Banner dapat diselamatkan dengan dikirim ke bumi sehingga dapat memperingati The Avengers plus Doctor Strange. Di lain tempat The Guardian bertemu dengan Thor yang sekarat kemudian menyelamatkannya. The Avengers, Doctor Strange, dan The Guardian pun mencari cara agar infinity stone lainnya tidak jatuh ke tangan Thanos dan anak buahnya sembari mencari cara mengalahkan mereka dibantu dengan Black Panther dan penduduk Wakanda. 



Tidak seperti X-men yang selalu saja kedodoran dalam hal karakterisasi dikarenakan jumlah karakter yang banyak, untungnya di film ini sebelum di satukan, setiap karakter sudah pernah mendapat porsi penceritaan yang cukup bahkan beberapa sudah memiliki film solonya. Sangat beresiko menempatkan banyak sekali karakter dalam satu film yang berdurasi terbatas. Tapi disini kita membicarakan film franchise MCU, dimana akar penceritaan sudah kuat terbentuk lebih dari sepuluh tahun, sehingga film ini tidak memiliki kesulitan dalam hal karakterisasi. Sehingga kita tidak akan keberatan jika beberapa karakter hanya akan numpang lewat dan numpang berantem saja.




  Screenplay yang ditulis Christopher Markus dan Stephen McFeely dapat dieksekusi dengan baik oleh Russo Brother. Tentu saja film ini akan penuh humor seperti film Marvel lainnya. Tapi untungnya humor pada AVENGERS: INFINITY WAR tidak jatuh seperti dua film GUARDIAN OF THE GALAXY layaknya THOR: RAGNAROK dan menjadi film action, sci-fi, komedi. Ada banyak momen pencair suasana tapi hebatnya porsinya pas, tidak berlebihan. Tapi yang mengejutkan adalah cerita film ini semakin lama semakin depresif seiring pertumbuhan cerita yang menjadi lebih serius. Ini benar-benar good movement bagi film-film MCU yang selama ini temanya cenderung repetitif (mungkin hanya trilogy CAPTAIN AMERICA yang berani tampil beda).

 Secara tidak kasat mata film ini menceritakan tentang pengorbanan. Sepanjang film Thanos akan terus berceloteh mengenai keseimbangan dan kesejahteraan serta harga yang harus dibayarnya. Pengorbanan menjadi inti cerita dari film ini. Meskipun ada benarnya tetapi motif Thanos kurang masuk akal disini, tetapi menyaksikan ia juga menderita membuat kita menyadari jika tidak ada yang namanya keputsan yang baik untuk bersama. Yup, story yang mendalam ini membuat Thanos menjadi salah satu Villain terbaik. Dan entah karena Russo Brother atau Josh Brolin tetapi film ini serasa seperti film tentang Thanos ketimbang mengenai Avengers seperti judulnya.

 Satu hal lagi yang patut dipuji dari film ini adalah visual efek yang nama artist dan programmernya banyak sekali. Benar-benar wah. Efek ledakan akbar hingga planet-planet di semenanjung galaxy benar-benar memanjakan mata. Dan yang paling menarik adalah visual untuk karakter Thanos. Itu seolah mematahkan persepsi yang mengatakan villain berwujud grafis komputer tidak akan berhasil. Wujud Thanos di film ini lebih ekspresif ketimbang pada kemunculan pertamanya di GUARDIAN OF THE GALAXY, belum lagi jika membahas efek yang dibuat untuk Wakanda.

Awalnya film ini secara tidak langsung dibagi dalam empat plot yang kesemuanya tujuannya hampir sama, lalu kemudian menjadi tiga dan akhirnya tentu saja bermuara di satu plot, that was brilliant, actualy untuk menyiasati kesesakkan yang biasa terjadi pada film dengan karakter yang banyak. Memiliki akar cerita dan karakterisasi yang kuat tidak membuat film ini tampil tanpa kekurangan, contohnya nanti akan ada karakter yang menyuruh the Guardian untuk pergi ke suatu planet melalui alat komunikasi, tetapi kita tidak akan diperlihatkan mereka menerima pesan itu atau tidak, dan masih banyak lagi adegan sejenis. Intinya disini terlihat sekali jika Russo Brother mencoba meringkas adegan tetapi sayangnya itu malah jatuh menjadi semacam plot hole. Kemudian seringkali motivasi dan tensi pada setiap plot tidak seimbang sehingga saat film bolak balik dari satu plot ke plot lainnya akan ada kesan gereget dalam artian yang buruk, like, "ih, malah ke si ini dulu, yang itu gimana", sehingga ketika plot bergantian ditampilkan seolah  hanya memberitau penonton bahwa pahlawan mereka masih aktif saja. Tapi ibarat luka ini hanya goresan. 




 Jajaran Cast melakukan tugasnya dengan baik, nyaris tidak ada yang istimewa. Karena semua karakter hampir mendapat porsi yang sama (sama sedikitnya). Chris Evans meskipun tampil lebih menarik sehingga dapat membuat para penonton wanita di sebelah atas saya menjerit kegirangan hanya menampilkan performa yang alakadarnya, ia seperti sudah lelah memerankan sang kapten, Begitu pula Scarlett Johanson, dan lainnya yang hanya mendapat porsi yang sedikit. Yang lumayan upgrade adalah Chris Pratt, Elisabeth Olsen, dan Zoe Saldana yang tampil lebih emosional disini apalagi hubungan karaktenya dan Thanos sang Villain utama yang cukup unik dan menyentuh hati. Dan Robert Downey Jr yang seperti biasa tampil meyakinkan. Dan surprisingly Josh Brolin adalah bintangnya, disamping karena porsinya yang paling banyak ia juga memberikan kesan yang berbeda-beda pada penonton. Kita akan dibuat ngeri dengan kesaktiannya dan kekejamannya, tapi saat ia menunjukkan sifat penyayang dan cinta kasihnya ia mampu membuat kita terenyuh, dan itu berkat penampilan Josh Brolin dibalik efek CGInya.




 AVENGERS: INFINITY WARS merupakan film yang memuaskan dan tentu saja menyenangkan meskipun tidak semegah dan se-epik CIVIL WAR. Kekurangan di eksekusi alur tidak membuat film ini goyah. Nyatanya The Russo Brother tetap mampu menyelesaikan film ini dengan gemilang. Memasukkan banyak karakter tidak membuat film ini penuh sesak. Keputusan tidak terlalu menampilkan seluruh karakter merupakan keputusan yang baik juga buruk, akan ada yang memakluminya namun pasti ada yang tidak menyukai jika karakter favorit mereka tidak banyak tampil (Black Widow kemana aja kamu?). Akhir kata Wasalam dan Wakanda For'efah.

Comments

  1. watch Avengers Infinity War online on zmovie now. Movie was good until the ending. Absolutely sucked. I would have much rather had them make a 4-5 hour movie than have them leave it like they did. After that ending I'm not sure I care to watch anymore Marvel movies. And if I do ever watch more of them I'll wait until they're on Redbox or at my local library so that way I don't have to pay an arm and a leg to potentially suffer this kind of disappointment from a movie again.

    See more: watchtvseries

    ReplyDelete
    Replies
    1. I really agree, they made us have to pay more money if we want to know the ending. It's a blockbuster movie, so this is sucked idea but they're always did that(make 'part' things movie).

      But, fuck it. I'll watch the rest of course. In teather. Sometime we just have to enjoy it without thinking. It's a lot easy if you have low expectation...

      Delete

Post a Comment

Recent post