Avengers: Endgame mengindikasikan Marvel Studios punya masalah dengan Captain Marvel
- Get link
- X
- Other Apps
Captain Marvel adalah film yang menghibur. Film itu memang bukan film terbaik di MCU tapi tetap film yang menyenangkan, dan Brie Larson menampilkan sesosok superhero yang hebat, sarkastik, to the point dan tanpa omong kosong. Carol Danvers alias Captain Marvel secara singkat adalah tambahan yang bagus bagi Marvel Cinematic Universe. Tapi MCU mempunyai masalah mengenai Captain Marvel: mereka tidak tau apa yang harus dilakukan padanya.
Ini bukan salah Brie Larson. Bukan juga masalah karakternya. Masalahnya berpusar pada ini: Carol Danvers itu sangat kuat, hingga satu-satunya solusi yang bisa MCU pikirkan guna menjaga level 'lapangan bermain' adalah mengesampingkannya.
Brie Larson sebagai Captain Marvel membuat impresi yang bagus di Avengers: Endgame. Pertama, dia memiliki gaya rambut baru dan kostum yang keren. Kedua, dia membuat si Mad Titan hampir mati kutu. Tapi kita harus menunggu lama sekali untuk mendapatkan hal-hal itu. Hampir tiga jam lamanya. Di satu sisi, kalian bisa mengerti kenapa ini bisa terjadi. Endgame memiliki banyak sekali karakter untuk dikupas, dan tidak semua karakter mendapat jatah tampil yang sama. Tapi pengesampingan Carol Danvers di film itu jelas merupakan kekeliruan, terutama sejak perilisan film standalone Captain Marvel baru saja memperkenalkan kita padanya. Lalu mengapa harus memperkenalkannya di film solonya alih-alih memperkenalkannya di Endgame – jika di Endgame dia hanya dikesampingkan?
Sesungguhnya disini terlihat sekali Marvel Studios tidak tau apa yang harus dilakukan pada Carol. Seperti halnya Superman, Captain Marvel itu sangat ekstrem kuatnya. Para penulis dan sineas Hollywood sudah bergelut dengan karakter Superman selama bertahun-tahun. Bagaimana caranya membuat seseorang yang begitu tak terkalahkan, begitu tak terhentikan, dan mempesona? Apa gunanya menempatkan karakter seperti itu dalam bahaya jika kita selalu tau dan yakin kalau dia akan menang? Lebih dari sering, si penulis memperkenalkan semacam kelemahan untuk membuat karakter seperti superman sedikit kewalahan.
Tapi Endgame tidak punya waktu untuk itu, bahkan dengan durasinya yang mencapai tiga jam. Dengan dalih ingin fokus pada anggota Avengers pertama sedangkan Hulk dengan jelas juga diabaikan, Cerita membuat Carol pergi lagi berpatroli di luar angkasa, hanya untuk menahannya untuk kemudian memunculkannya di final battle. Dan benar saja, ketika dia muncul, benar-benar mengagumkan. Dia meluncur menembus atmosphere dalam semacam Sonic boom dan langsung adu jotos dengan Thanos sementara superhero lain tak berdaya menandingi si Mad Titan. Melihat Carol bertarung sengit dengan Thanos menjadikannya jelas mengapa Endgame menunggu lama untuk memunculkannya kembali. Jika dia sampai lebih awal Thanos akan dikalahkan lebih cepat. Secara keseluruhan, ini tidak masalah – karena mungkin seperti itulah yang cerita butuhkan. Ceritanya ingin agar Thanos tetap hidup lebih lama, yang artinya Carol tidak bisa begitu saja mencentang Thanos hingga ke ujung galaksi.
Tapi pasti ada solusi yang lebih baik ketimbang membuat dia terlihat seperti pemain cadangan yang menggantikan pemain lain yang terkena cedera. Captain Marvel layak mendapat yang lebih baik. Begitu juga dengan para fans. Semoga di film berikutnya, penulis dan sutradaranya dapat membuat langkah yang lebih cerdas, langkah yang exciting untuk tetap membuat Carol lebih terlibat dalam cerita sembari tetap menahan mega-power nya dari ending yang terlalu mudah dan pendek. Tapi tentu saja itu butuh usaha lebih. Komitmen lebih. Waktu yang lebih. Dan penulis naskah Endgame tidak memiliki waktu yang dibutuhkan. Yup, seharusnya film lebih dipandang sebagai suatu karya seni dan bukannya berita koran yang dikejar deadline.
Ya, berhubung kedepannya tidak akan ada lagi Captain America dan Iron Man yang selalu menjadi tokoh sentral, mari berharap Captain Marvel akan mendapatkan haknya (atau kalian lebih suka orang lain?). Beri kami lebih banyak lagi Brie Larson. Beri kami lebih banyak scenes Carol Danvers. Simpan dia di tengah sekaligus yang terdepan. Dia tidak perlu diberi pendalaman karakter. Cukup jadikan dia seperti sekarang; sombong, sarkastik, dan mengagumkan, dan lemparkan dia pada pertarungan dengan CGI paling dahsyat dan efek disaster yang luar biasa (kalau perlu ala Michael Bay sekalian), dan para fans pun akan orgasme dalam bioskop. Jika para filmmaker lain sudah sering melakukan hal ini pada Superman tidak ada alasan mereka tidak bisa melakukan hal serupa pada Captain Marvel.
“Dia adalah yang terkuat – dan salah satu karakter yang paling populer – di jagat komik kami," kata presiden Marvel Studios Kevin Feige, seperti dilansir dari Dailymail. “ dan akan menjadi karakter terkuat di Marvel Cinematic Universe.” Itu bagus! Sekarang carilah cara agar itu berhasil, please.
This is all about me; I want other people to tell me how they feel. But I'm not so sure I want to return the favor. So, I'm writing. not to become famous, but to fill the emptiness of my soul
- Get link
- X
- Other Apps
Recent post
Labels
Labels
Catatan Soearadiri
Christiani Bale
Christopher Nolan
Doctors Strange
Drama
Dunkirk
Fantasi
Fantastic Four
Featured
Game of Thrones
Heath Ledger
James Cameron
Joaquin Phoenix
Joe Taslim
Joker
Jude Law
Kevin Feige
Kiki Layne
Komedi
Lirik lagu lawas
Mark Ruffalo
Martin Scorsase
MCU
Movie News
Perjalanan
Regina King
Review
Review Film
Romantis
Samuel L. Jackson
Scarlett Johansson
Stephan James
Superhero
The Lion King
The Martian
Thriller
Todd Phillips
X-Men
Show more
Show less
Comments
Post a Comment