Review - EVERYBODY KNOWS (2018): Drama thriller antar keluarga

Laura pulang ke desa tempat asalnya setelah sekian lama berada di Argentina untuk menghadiri pernikahan adiknya. Sang suami tidak bisa ikut dengan alasan pekerjaan. Namun dia tidak sendirian, ia ditemani kedua anaknya termasuk anak sulungnya yang sudah beranjak remaja Irene. Disana Irene tertarik pada remaja lelaki seusianya yang memberi tau Irene sebuah rahasia. Rahasia itu adalah bahwa Ibunya pernah menjalin kasih dalam waktu lama dengan seorang pria yang sudah dianggap keluarga oleh keluarga besar Laura, Paco. Dia mengatakan itu bukan sepenuhnya rahasia. "Todos lo saben", semua orang tau itu.



Dalam drama keluarga Asghar Farhadi, selalu ada informasi krusial yang sangat penting yang disimpan dari penonton dan juga dari beberapa karakter, dan yang berfungsi mengawali kisah rahasia dan 'kebohongan' dari sutradara. Kemudian, melalui naskah yang ditulis dengan sangat cermat, semua peristiwa, tindakan, dan reaksi direkayasa sedemikian rupa untuk membangun dilema moral, dan untuk menggambarkan bahwa (atau secara klise), setiap orang memiliki alasannya sendiri: ini adalah peraturannya permainan di setiap film Farhadi. Ini adalah mekanisme yang bekerja dengan baik dalam film-film seperti A SEPARATION dan ABOUT ELLY, dengan struktur naratif yang kompleks, simbolisme yang halus dan penokohan berlapis. Tapi itu juga bisa tampak disederhanakan secara dramatis, berulang-ulang dan ditempa kembali, seperti dalam THE PAST dan tentunya film barunya ini, yang melanjutkan transisi yang tak terelakkan Farhadi menuju produksi bersama industri film Eropa.



Gaya penuturan Asghar Farhadi tidak mengalami perubahan begitupun cara dia menjaga atensi penonton agar kita tetap tertarik pada cerita dan situasi yang diciptakannya seperti menjadikan semua karakter sebagai tersangka yang patut dicurigai dan itu tidak hanya di benak penonton, para karakternya pun dengan terang-terangan saling menuduh satu sama lain padahal mereka adalah keluarga. Ya, jika kalian pernah menonton filmnya Asghar Farhadi pasti tau betul kalau ia adalah ahlinya kalau soal drama keluarga yang berujung saling tuduh satu sama lain. Pikirnya, Semua orang punya sisi gelap. Semua orang punya motif. Semua orang tau.




Namun ketika putri remaja Laura Irene diculik, Farhadi menggunakan kiasan genre thriller untuk mengeksplorasi dinamika antar karakter, mengungkap rahasia mereka lagi dan menggali masa lalu mereka, tetapi revelation sayangnya itu tidak menarik, sisi gelap karakter yang tidak menarik, begitupun penjelasan dari kejahatan tersebut, tidak dijelaskan, jauh dari kata mendalam sehingga saat semua itu diketahui penonton tidak ada kesan yang dirasakan, penonton akan menganggap hal itu adalah unsur yang harus ada saja, tidak spesial.

Pada akhirnya, poinnya lebih dari sekedar penculikan dan uang. EVERYBODY KNOW memiliki lapisan yang kuat dari sebuah melodrama yang mana tertangani dengan baik oleh penampilan para aktor dan arahan sang sutradara. Dan disana terdapat, adakalanya, isu-isu yang masuk akal. Apa yang membuat film ini begitu captivating adalah kepercayaan diri dari permainan ansambel cast, disajikan dengan cara yang lebih jujur dan tidak langsung indirect pada teka-teki seperti karya Farhadi sebelumnya. Ada sesuatu yang bisa ditonton tanpa beban dan menyenangkan seperti adegan pernikahannya yang besar, dengan jejak Coppola atau Cimino dalam cakupannya.




Di akhir hampir semua filmnya, Farhadi menyelesaikan segalanya, jadi tidak ada misteri nyata yang tersisa di benak pemirsa. Realitas kehidupan manusia bersifat parsial, tidak dapat diakses, dan misterius, tetapi dalam apa yang disebut "film realis"nya Farhadi, setiap tindakan juga direncanakan dengan cermat. Hal yang sama terjadi pada rahasia Everybody Know -about Laura dan Paco serta motif penculik, tetapi mungkin tidak ada yang akan mengingat atau peduli film itu beberapa jam kemudian.



Namun untungnya Farhadi memiliki para aktor yang sangat powerfull. Javier Bardem terus memancarkan aura postif meskipun karakternya berada dalam situasi keputusasaan dan dilematis yang luar biasa, dengan gemilang dia terus mempertahankan itu bahkan hingga film berakhir. Ricardo Darin juga piawai dalam pengolahan mimik wajah sehingga membuat karakternya terus rajin menyuntikkan dan memutar roda konflik. Dan Penelope Cruz bersinar dari awal hingga akhir sebagai leading role yang menjadi pusat intimidasi, sehingga tidak ada salahnya jika memasukkannya sebagai kandidat Best Actres Oscar yang akan datang. Namun ada satu yang tidak boleh dilupakan adalah Barbàra Lennie yang berperan sebagai istri Paco. Ia berhasil menjadi pusat realistis dari kekacauan situasi ini, sepanjang film ia menjadi dewan pikiran penonton yang juga berperan aktif memainkan konflik khususnya pada karakter Paco.



Overall, EVERYBODY KNOW memang menunaikan tugasnya sebagai film Asghar Farhadi, salah satu sutradara paling berpengaruh saat ini. Dari segi penataan kamera, jenis cerita, hingga jenis konflik dan konsep, semua khas Farhadi. Elemen-elemen itu pun masih bekerja dengan baik menarik atensi dan kekaguman penonton akan keindahn visual dan storytelling yang dihadirkan. Namun mungkin ini adalah film terlemahnya. Agak disayangkan saat ia memiliki aktor sekelas Penelope Cruz dan Javier Bardem ia malah menurun dari segi kualitas. Penuturan yang cenderung berputar.putar, adegan yang diulang-ulang, terlalu draging, dan background karakter yang kurang menarik (yang seharusnya menjadi poin penting) membuat durasinya yang mencapai 2 jam seakan tidak termanfaatkan dengan sempurna seperti biasanya. Everybody know that EVERYBODY KNOW, so far from Oscar.