Review - BEAUTIFUL BOY (2018): Kuat dalam menyayat hati tapi lemah dalam pengeksekusian


Berurusan dengan kecanduan dan menghadapi jalan panjang menuju pemulihan adalah proses yang sulit dibayangkan namun tidak dapat dipungkiri bahwa tema seperti ini terlalu sering muncul di layar, film-film yang menangani perjuangan subjek untuk menyampaikan hal demikian, bahwa jalan itu tampak lurus daripada panjang, memutar dan penuh dengan lubang. Dalam BEAUTIFUL BOY karakter Steve Carell diingatkan bahwa kambuh adalah bagian dari pemulihan, pengingat yang sulit bahwa ketenangan tidak mudah diperoleh, itu adalah hasil kerja keras dan penuh tekanan.

David Sheff adalah seorang penulis freelance yang cukup sukses, meskipBerurusan dengan kecanduan dan menghadapi jalan panjang menuju pemulihan adalah proses yang sulit dibayangkan namun tidak dapat dipungkiri bahwa tema seperti ini terlalu sering muncul di layar, film-film yang menangani perjuangan subjek untuk menyampaikan hal demikian, bahwa jalan itu tampak lurus daripada panjang, memutar dan penuh dengan lubang. Dalam BEAUTIFUL BOY karakter Steve Carell diingatkan bahwa kambuh adalah bagian dari pemulihan, pengingat yang sulit bahwa ketenangan tidak mudah diperoleh, itu adalah hasil kerja keras dan penuh tekanan. David Sheff adalah seorang penulis freelance yang cukup sukses, meskipun pernah bercerai tapi kemudian ia menikahi seniman berbakat yang rendah hati, dan tinggal di rumah yang cozy di tengah hutan. David memiliki dua anak yang lucu-lucu dan satu anak remaja beranjak dewasa bernama Nic. Nic sekilas adalah seorang anak yang diimpikan para orang tua; berwajah tampan, atraktif, berbakat, pintar, dan berkarisma. Hidup David sungguh sempurna? Namun sayangnya sang anak tertuanya yaitu Nic mulai mencoba berbagai jenis narkoba dari yang paling ringan seperti Ganja hingga yang paling berbahaya yaitu Crystal rock atau Sabu. Sialnya, Nic malah kecanduan akan jenis narkoba itu hingga terus menaikkan dosisnya. Hal ini diikuti dengan Nic yang semula merupakan anak introvert dan lebih sering menghabiskan waktu di rumah bersama ayahnya memutuskan untuk berhenti kuliah dan mulai sering keluyuran berhari-hari bahkan David harus beberapa kali melaporkan kehilangan anaknya pada polisi. Dan itu terjadi selama bertahun-tahun. Lalu bagaimanakan cara David menolong anaknya dari jurang tanpa dasar narkotika? Sebagai seorang ayah apakah cinta David cukup untuk membuat Nic berhenti mengkonsumsi narkoba?


 Ingatan bisa menjadi kejam tanpa henti dan kita melihat itu menyiksa David. Bertanya-tanya apakah kecanduan putranya entah bagaimana adalah kesalahannya sementara terus mengingat saat-saat yang lebih bahagia di tengah saat yang paling memilukan. Ini adalah film tentang tanggung jawab pengasuhan orang tua yang menyakitkan tetapi juga keterbatasannya dan pada saat-saat yang paling sulit. Ada kesadaran yang menakutkan, bahwa bagi orang tua yang sangat ingin menjaga anak-anak mereka, ada proses pemisahan yang sering kali diperlukan. Bahkan dalam satu adegan, seorang ibu yang berduka bercerita bahwa dia telah berkabung selama bertahun-tahun, bahkan sebelum anaknya meninggal karena OD.

Film ini berdasarkan pada memoar dari seorang ayah dan anak lelakinya yang bernama sama. Film ini adalah semacam tes daya tahan suram yang tidak dapat disangkal kecacatannya tetapi dengan tegas masih berusaha menggambarkan rasa sakit yang tak tertahankan dengan keaslian materi yang dimiliki. Dalam merinci kesengsaraan yang tak berkesudahan, Van Groeningen yang tidak asing dengan subjek yang sulit setelah drama yang sama suramnya pada tahun 2012, THE BROKEN CIRCLE BREAKDOWN sebenarnya agak dilemahkan oleh materi yang memang harus ada seperti kambuhnya Nic yang berulang-ulang. Dalam sebuah film yang terlalu panjang, kita pasti terbiasa dengan prediksi siklus Nic dan setelah hampir dua jam, film ini makin terasa tipis. Ada saat-saat menghancurkan secara emosional tetapi ketika film berlangsung, film secara berkala kehilangan kekuatannya. Menguat untuk kemudian melemah lagi. 


 BEAUTIFUL BOY adalah drama periodik yang harusnya terstruktur dan terurut dari segi penjelasan waktu meskipun film harus flashback secara acak. Nah, disini Felix Van Groeningen tidak piawai dalam hal penempatan. BATMAN BEGINS adalah salah satu contoh film dengan penempatan flashback yang baik. Padahal penggunaan flashback bisa berguna untuk lebih menaikan bahkan bisa membuat suatu adegan bisa dua kali lipat menggugah emosi, dan itu yang tidak dilakukan Felix Van Groeningen. Hal ini diperparah dengan keambiguan film dalam hal penjelasan waktu. Kapan Nic sadar dan memutuskan untuk kuliah lagi, kapan dia memakai narkoba lagi, kapan dia lulus, sudah berapa lama dia hilang, pulang, dan kabur lagi itu semua tidak dijelaskan. Padahal dengan durasi selama itu BEAUTIFUL BOY sebenarnya begitu kaya momen tetapi dikarenakan hal demikian film ini jadi cenderung laging dan membosankan karena beberapa kejadian memang diulang seperti kisah aslinya. Dan dalam hal ini pengeksekusian Van Groeningen akan pengulangan kejadian masih sangat mentah.


 Sebagai leading role pun karakter Carell kurang menarik karena hanya diberikan satu layer saja. Perkembangan karakternya juga tidak mengalami perkembangan yang berarti. Karakternya membuat film ini terasa dangkal karena hanya terkesan hanya mengenai "anak yang 'durhaka' pada orang tua" saja padahal adegan di restoran seharusnya bisa menjadi titik balik dari karakternya, bahwa ia sebenarnya bukan ayah sesempurna yang dirinya pikir, bahkan bagian menjelang endingnya pun seakan menegaskan hal ini. Sangat disayangkan padahal Steve Carell bekerja begitu baik dalam mendalami peran yang ia mainkan, dan karakternya sebenarnya sangat berpotensi menjadi pusat simpati. Sedangkan Timothèe Chalemet sukses mendominasi sepanjang film. Perlu sebuah kedewasaan dalam memerankan karakter Nic, dan Timothèe dapat mengeksekusi sensitifitas, depresifitas, kegilaan dan insecurity dari karakternya dengan sangat luar biasa. Maura Tierney juga cukup baik dalam menyeimbangkan tensi namun saat ia diharuskan "tidak kuat lagi" ia menampilkannya dengan kedalaman emosi yang cukup.


Overall BEAUTIFUL BOY sangat disayangkan adalah film yang mengecewakan. Memiliki sutradara yang cukup berbakat dan para aktor yang hebat ternyata tidak dapat mengatasi betapa sulitnya materi yang mereka miliki. Sebenarnya materi yang mereka miliki bisa teratasi dengan sedikit keberanian dan sedikit improvisasi disana sini. Dan sebernarnya untuk hal itu film ini sudah melakukan keputusan yang benar dengan merekrut Felix Van Groeningen, namun entah mengapa meskipun film ini masih kental akan gaya film-filmnya ia seperti bukan dirinya di film ini. Terlalu berputar-putar, momen yang diulang yang terlalu identik hingga kerumitan dalam hal penuturan adalah masalah-masalah pada film ini. Bisa dibilang pilihan ini mengurangi lintasan dramatis filmnya, tetapi van Groeningen tidak tertarik pada sesuatu yang sederhana sedari awal. Tidak ada yang salah dengan drama yang serius, tentu saja, terutama kisah nyata yang menyangkut momok yang meningkat di dunia ini. Tetapi bahkan dengan kecemerlangan Chalamet, film ini teredam oleh racunnya sendiri.

Comments

Post a Comment

Recent post