REVIEW Indonesia - THOROUGHBREDS (2018): Drama satir remaja yang mencengkram



 Apa yang kalian pikirkan jika melihat sebuah rumah mewah dengan rumput dan taman yang terawat dengan sempurna? Tentu saja sebagian besar dari kita ingin memiliki atau setidaknya mengunjungi rumah tersebut. Ide mengenai sesuatu yang seharusnya begitu indah di suatu tempat yang lembut dan mewah seperti perumahan di daerah Connecticut tetapi ternyata begitu menyeramkan dan beracun mungkin bukan hal baru. Tapi sutradara kita kali ini, Cory Finley, diluar dugaan dapat menyajikan kisah yang dari luar nampak general tetapi ternyata begitu segar dan nikmat. THOROUGHBREDS, saat kemewahan menyimpan kegilaan remaja yang hening dan mencengkram.

 Lily dan Amanda merupakan dua orang anak dari keluarga kaya yang sudah berteman sejak kecil. Kedua "sahabat" itu bertemu kembali setelah sekian lama mereka tidak bertegur sapa. Amanda rencananya akan mengikuti ujian masuk susulan setelah sebelumnya tertunda karena kasusnya yang menyangkut seekor kuda keturunan asli kesayangan keluarganya. Awalnya Lily membantu Amanda belajar karena ia dibayar oleh ibu Amanda tapi seketika hal itu dan kebencian Lily terhadap Ayah tirinya diketahui oleh Amanda, karena tidak seperti Amanda yang selalu tenang dalam kondisi dan suasana apapun, sebaliknya ia tidak pandai menyembunyikan perasaan atau bahkan pemikirannya. Setelah pertemuan itu Lily pun merencanakan sesuatu terhadap ayah tirinya, mulai dari hal sederhana seperti membuatnya kesal dengan mengundang teman anehnya yaitu Amanda, hingga muncul pemikiran yang mengerikan.



 Sedari awal film ini sudah mencengkram dengan tingkah kedua karakter utamanya. Yang satu yaitu Amanda begitu intimidatif dan sangat to the point sedangkan Lily nampak seperti sang puteri cantik yang sangat canggung dan gelisah tapi terus menjaga kesopanannya dan ke eleganannya, suasana itu 'diperparah' dengan musik dari Erik Friedlaneder yang terus memprovokasi suasana, kita seakan seperti mangsa yang menunggu untuk diterkam di dalam kandang yang clausetrofobic, dan benar saja plot yang berjalan lambat dan twist yang bertebaran di sepanjang film sukses menggiring kita pada klimaksnya. Plot pada film ini cenderung pelan sebenarnya, tetapi karena dipenuhi momen menarik kita tidak akan merasa terganggu dengan itu, bahkan kita tidak akan sadar bahwa durasi film sudah akan berakhir.

 Jangan tertipu dengan trailer maupun tampilan film ini keseluruhan yang nampak akan seperti film bertema remaja dengan tek tek bengek persahabatan dan romansa, diluar dugaan naskah dari sang sutradara Cory Finley begitu dewasa terutama pada setiap statement yang dilontarkan karakter Amanda, benar-benar Captivating dan mengusik sekaligus komedik.



 Anya Taylor-Joy yang pada awalnya merupakan alasan pertama saya menonton film ini tampil baik seperti biasanya. Setiap penampilannya tak pernah mengecewakan saya sejauh ini. Olivia Cooke dengan karakternya yang tenang, manipulatif, dan sarkastik cenderung merupakan tipe-tipe psikopat, yang mana tentu saja karakter seperti ini merupakan karakter favorit sejuta umat, dan ia dapat menampilkan dan menyajikan itu semua dengan memukau dengan eksperi datarnya itu. Dan Anton Yelcin di penampilan terakhirnya (RIP) dapat mengimbangi kedua aktris utama kita. Karakternya berperan juga sebagai kacamata kita sebagai penonton atas kegilaan yang dilakukan dua karakter utama.

 Kita terkadang selalu merasa kitalah yang paling menderita, kita selalu merasa menjadi pusat dari dunia sehingga semua orang wajib merasakan yang kita rasakan. Karakter Lily merupakan gambaran seorang yang menurut pemikiran orang lainnya pasti tidak pernah merasakan yang namanya putus asa ternyata diluar dugaan di dalam dirinya ia serasa hidup di neraka hanya karena memiliki Ayah tiri yang sedikit otoriter. Bukan berarti karakter Ayah tiri Lily merupakan karakter yang baik, tentu saja, tapi belakangan kalian akan mengetahui jika 'obsesi' Lily terhadap ayah tirinya hanyalah pelampiasan saja. Bahkan yang lebih buruk lagi ia seakan berpura-pura menjadi korban padahal ia sendiri tak ragu mengorbankan orang lain. Lalu ada Amanda yang dibalik muka datarnya ternyata menyimpan penyesalan atas kejadian yang tidak bisa ia kendalikan di masa lalu. Ia juga merupakan contoh dari orang yang membuang waktu menyesali suatu kejadian di masa lalu di saat ia masih punya kehidupan yang masih panjang, tetapi ia lebih memilih mengklaim bahwa hidupnya sudah tidak layak dijalani lagi.



 Pada akhirnya, mereka mengetahui bahwa mereka berdua memiliki tujuan bersama atau target untuk pelampiasan dari isolasi dan frustrasi ala orang kaya mereka selama ini dalam bentuk ayah tiri Lily yang kejam dan intimidatif, Mark yang diperankan oleh Paul Sparks. Dia sadis dalam artian psychologic dan terobsesi dengan gaya hidup sehat, dan dia bahkan tidak menyembunyikan rasa jijiknya pada Lily sama sekali. Tentunya, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik tanpa dirinya, begitulah pikir keduanya. Tetapi karena mereka masih dibawah umur mereka membutuhkan bantuan agar rencana mereka dapat menjadi nyata dan di sanalah Tim, karakter Anton Yelchin ikut serta dalam panggung terakhirnya ini. Ia menyajikan semacam kemanusiaan yang sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang agar naskah milik Cory Finley ini dapat lebih mudah diterima dan nampak realistis. Tim yang seorang pengedar narkoba kelas teri yang bermimpi menjadi mafia, yang dengan ragu setuju untuk membantu mereka dengan ide mematikan mereka, membuatnya menjadi figur yang simpatik. Dan THOROUGHBREDS dengan ketajamannya dapat menyampaikan itu semua dengan pas, tanpa berlebihan tapi tetap gemilang.



 THOROUGHBREDS yang merupakan debut film panjang dari Cory Finley merupakan film drama satir yang begitu intens. Film ini tak ragu menusuk kita di bagian paling vital saat ada kasempatan. Plot yang rapih dan naskah kokoh bertabur twist di sempurnakan dengan penampilan para Cast-nya yang bermain apik membuat film yang pelan ini terasa begitu menyenangkan. Mungkin masih jauh jika menyebut film ini merupakan film terbaik tahun ini, tapi jika di akhir tahun nanti saya ditanya film apa yang paling menyenangkan di 2018 saya tidak akan ragu menyebut THOROUGHBREDS sebagai salah satunya.

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Buruan Gabung Bersama Kami Di Winning303 Hanya Dengan 1 Akun Kalian Dapat Bermain Berbagai Macam Permainan Online !!

    Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
    Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :
    - WA : +6281717177303
    - BBM : WINNING303
    - LINE : WINNING303

    ReplyDelete

Post a Comment

Recent post