REVIEW Indonesia - CARGO (2018): Film zombie yang pakai hati



Pertama-tama kita harus berterima kasih dahulu kepada George A. Romero dengan NIGHT OF THE LIVING DEADnya, menyajikan horror fiksi ilmiah yang membuat kita ngeri bahkan terus memenuhi pikiran kita seusai film berakhir dengan pertanyaan: bagaimana bila virus zombie benar ada, menunggu untuk menyebar? Bahkan kesuksesan film itu juga sampai menginspirasi puluhan film, video game, novel, acara tv hingga saat ini dengan tema serupa... zombie.

Tapi bahkan setelah berdekade setelah film itu booming kita nyaris tidak pernah diberikan pendekatan yang berbeda: Sebuah virus yang rentan menular merubah manusia menjadi mayat berjalan yang haus darah, kemudian sang jagoan akan berusaha menyelamatkan orang-orang yang dicintainya, bahkan kebanyakan lebih buruk lagi, belum lagi nyaris setiap film bertema Zombie selalu tidak pernah memiliki ending yang pasti. Dan tentu saja film bertema Zombie juga dianggap hanya film untuk kesenangan sesaat saja yang tidak layak dikenang. Hingga muncullah TRAIN TO BUSAN 2016 lalu, film besutan Korea yang cukup sukses di pasar global yang sepertinya menjadi angin segar tersendiri di ranah film di tema ini, selain ketegangan yang biasa kita dapatkan, kita juga mendapatkan bonus, pendalaman karakter yang menarik dan hubungan anak dan ayah yang sangat menggugah. Kurang lebih film yang akan kita bicarakan juga melakukan hal yang sama, tetapi kali ini sutradara Ben Howling mencoba lebih sentimentil dan sedikit idealis dalam debut penyutradaraannya ini.



Sepasang suami istri, Andy dan Kay dan seorang bayi berusia sekitar satu tahun yang manis, Rosie sedang berusaha bertahan hidup dari bencana virus yang mengubah manusia menjadi mayat hidup. Berusaha mencapai tempat perlindungan demi keberlangsungan hidup mereka, Kay memutuskan pergi ke tempat perlindungan dengan menyusuri sungai agar lebih aman. Sialnya, suatu hari sang istri terinfeksi dan akan merubahnya menjadi zombie, tidak mau pasrah mereka pun pergi menyusuri padang gurun demi mencari bantuan. Tetapi usaha itu sia-sia, ia tetap berubah menjadi Zombie, dan sialnya lagi ia sempat menggigit Andy sehingga ia terpaksa harus membunuhnya demi menyelamatkan bayi mereka. Sekarang Andy hanya punya waktu sekitar 48 jam untuk mengamankan Rosie sebelum ia sendiri yang menyakiti anaknya itu.

Tensi dalam film ini tidak terlalu tegang seperti film Zombie kebanyakan, sebagai gantinya film akan menchallenge sensitifitas kita sebagai penonton dalam memahami keadaan yang dialami Andy dari mulai kehilangan istrinya yang biasa mengatasi dan memutuskan segalanya, berurusan dengan pria yang egois dan kejam, hingga pertemuannya dengan gadis kecil keturunan Aborigin yang ingin menyembuhkan ayahnya. Meski kurang "seru", Ben Howling bisa dikatakan berhasil dalam penyutradaraannya ini. Meskipun tidak memukau tetapi jauh dari kata biasa. Ya, film ini bisa dikatakan luar biasa.



Naskah yang nampak membosankan itu berhasil mengalun, tidak tergesa-gesa, dengan tempo yang benar-benar harmonis. Naskah dari Yolanda Ramke pun cenderung tajam dan lugas dalam penyampaiannya, dari mulai hubungan antar keluarga, rasisme, hingga kepasrahan menerima dan melepaskan. Sekilas film akan nampak segmented, tidak dapat diterima beberapa orang, tetapi kalian akan terkejut dengan betapa mudahnya film ini decerna. Jadi, bagi yang tidak terlalu suka dengan film-film festival berikut tek-tek bengek simbolismenya, kalian akan sangat menyukai film ini. Bahkan bagi penggemar Zombie setelah menonton film ini akan sedikit menaikkan level film zombie yang akan mereka tonton kedepannya. Dan jangan lupakan arahan sinematografi dari Geoffrey Simpson yang sepanjang film menyajikan pemandangan gurun Australia yang sangat memikat.

Dan of course para Pemeran merupakan bagian pentingnya. Aktor yang lain bermain baik, tidak ada yang istimewa. Film sangat berfokus pada Martin Freeman yang benar-benar Stand out dalam perannya kali ini. Meskipun pendekatan karakternya sudah tidak asing lagi bagi kita, melihatnya memerankan karakter seperti itu tetapi pendalaman emosi yang dihadirkannya sungguh menggugah. Karakternya merupakan karakter yang cenderung lemah, tidak tegas, tetapi di balik ketidakberdayaan dan kekurangannya ia akan selalu siap melakukan segalanya demi memberikan harapan bagi anak tercintanya. Dan itu bisa tergambar apik di penampilannya dalam film ini. Dan Aktris cilik Simone Landers juga memberikan layer tersendiri pada plot dan berperan penting bagi perkembangan karakter utama sekaligus menjadi pusat dari side konflik dan satir mengenai rasisme yang berusaha disampaikan film ini.



CARGO mungkin menyadari betapa monotonnya cerita Zombie beberapa tahun terakhir ini, maka ia pun mempersembahkan makhluk itu dengan versinya. Kita tidak akan benar-benar melihat Zombie versi CARGO hingga film mulai naik tensi. Untungnya semua itu tidak menjadikannya mudah diprediksi seperti THE WALKING DEAD, dimana sang Protagonis terjebak oleh mayat berjalan dari berbagai sisi dan dengan konyolnya lolos dengan mudah. Sedangkan protagonis kita kali ini telah "dikutuk" dari awal, dan perubahan dari manusia sadar ke makhluk haus darah tak berotak dalam waktu 48 jam menjadi pilihan dari Ben Howling sebagai taman bermainnya. Dan bagi yang ingin sedikit action, CARGO juga menampilkan para penduduk asli yang merupakan keluarga Thoomi saat mereka menumpas Zombie dengan tombak juga menjadi penyegar suasana terendiri.




Kesimpulannya CARGO yang merupakan film Netflix adalah film yang sangat kuat, sekaligus begitu menyentuh. Mengusung tema yang membuat skeptis penonton, memilih bagian yang tidak umum sebagai pusat cerita nyatanya dapat membuat film ini berada di level yang berbeda dengan film bertema serupa. Ben Howling bisa dikatakan sukses dalam mendaur ulang karyanya yang awalnya berupa film pendek, sekaligus sukses dalam debut film panjang pertamanya ini. Mayat berjalan jadi kembali menakutkan. Tapi bukan karena jump scare, serangan dadakan ataupun ketegangan tinggi di rumah berhantu, tetapi karena mereka mengingatkan kita dengan hal-hal yang benar-benar mengerikan: kehilangan diri kita sendiri, dan kehilangan yang kita cintai.

Comments

  1. Buruan Gabung Bersama Kami Di Winning303 Hanya Dengan 1 Akun Kalian Dapat Bermain Berbagai Macam Permainan Online !!

    Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
    Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :
    - WA : +6281717177303
    - BBM : WINNING303
    - LINE : WINNING303

    ReplyDelete

Post a Comment

Recent post